Pengunjung

BUKU TAMU

[Jangan Lupa Ditutup...!!!]

Followers

ASWAJA

Mulia Dengan Menutup Aurot

Written By Unknown on Senin, 14 Mei 2012 | 07.00

Sungguh sangat mengerikan jika kita menengok pemuda pemudi kita di negeri ini karena begitu bebasnya pergaulan mereka tanpa ada pengawalan ketat dan perhatian khusus dari orang tua mereka, lebih dari itu betapa besarnya mereka dalam mengagungkan budaya barat sekedar hanya karena trend dan ikut-ikutan padahal ini sangat jauh sekali dari manhaj islam . Budaya ini juga sangat mempengaruhi gaya hidup mereka seperti dalam berpakaian, khusunya para wanita muslimah zaman ini lebih senang berpakian yang memperlihatkan aurot mereka atau berpakian namun memperlihatkan lekuk tubuh mereka yang dapat mengundang syahwat bagi lelaki yang kurang imannya.Mereka semuanya tidak sadar bahwa ini adalah salah satu langkah musuh islam yang tak pernah bosan dan putus asa untuk menghancurkan islam dari berbagai arah.Hal ini sangat sesuai dengan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim 

dan sekaligus ini merupakan salah satu tanda mukjizat kenabian:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا ».


Artinya “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128). 
Kedua golongan ini sudah kita saksikan di zaman ini khususnya yang nomer dua yang perlu digaris bawahi dua golongan semacam ini dan Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup (Lihat Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275).


Imam An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun.

Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.

Makna kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.

Makna ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.

Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)

Pengertian yang disampaikan An Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula seperti yang dijelaskan oleh ulama lainnya sebagai berikut.

Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah muslimah, 125-126)

Al Munawi dalam Faidul Qodir mengatakan mengenai makna kasiyatun ‘ariyatun, “Senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat menampakkan kulitnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mau mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.” (Faidul Qodir, 4/275)


Kesimpulannya adalah kasiyatun ‘ariyat dapat kita maknakan: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya dan wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup.

Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memakaian pakaian tetapi sebenarnya telanjang, dikatakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya surga, padahal baunya dapat tercium dari jarak selama perjalanan sekian dan sekian.”

Perhatikanlah saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini bukan perkara sepele. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Wanita seperti ini dikatakan tidak akan masuk surga dan. Tidakkah kita takut dengan ancaman seperti ini?

An Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘wanita tersebut tidak akan masuk surga’. Inti dari penjelasan beliau rahimahullah:

Jika wanita tersebut menghalalkan perbuatan ini yang sebenarnya haram dan dia pun sudah mengetahui keharaman hal ini, namun masih menganggap halal untuk membuka anggota tubuhnya yang wajib ditutup (atau menghalalkan memakai pakaian yang tipis), maka wanita seperti ini kafir, kekal dalam neraka dan dia tidak akan masuk surga selamanya.

Dapat kita maknakan juga bahwa wanita seperti ini tidak akan masuk surga untuk pertama kalinya. Jika memang dia ahlu tauhid, dia nantinya juga akan masuk surga. Wallahu Ta’ala a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)

Jika ancaman ini telah jelas, lalu kenapa sebagian wanita masih membuka auratnya di khalayak ramai dengan memakai rok hanya setinggi betis? Kenapa mereka begitu senangnya memamerkan paha di depan orang lain? Kenapa mereka masih senang memperlihatkan rambut yang wajib ditutupi? Kenapa mereka masih menampakkan telapak kaki yang juga harus ditutupi? Kenapa pula masih memperlihatkan leher?!

saudariku…. mulai dari saat ini tanamkan kesadaran dalam diri kalian bahwa wanita itu mulia dan dimuliakan islam yang melebihi kemuliaan sekadar intan mutiara karena wanita tidak dapat sembarangkan dikeluarkan dan tidak dapat disentuh oleh sembarangan orang .Muliakanlah dirimu dengan menutup aurot…..


Oleh : Ahmad Dimyati
Alumni Santri Langitan
Manager Radio-Qu Cirebon
07.00 | 0 komentar | Read More

KELAHIRAN NABI

Written By WONG LASKAR IKTAFA on Senin, 07 Mei 2012 | 07.00

Kelahiran nabi sebenarnya adalah fenomena yang sudah tidak perlu dikaji kembali karena memang hal ini sudah menjadi keputusan final, sejak dahulu tidak satu orang yang menentangnya namun pada akhir-akhir ini muncul segelintir orang mencoba mengusik ketenangan ini dengan berlaga mengembalikan ajaran islam saat ini kepada tauhid yang murni dan mereka juga sok  anti bid’ah padahal merekalah biangnya bid’ah. Dalam hal ini ada kutub yang pertama kutub extrim dengan cepat dan mudah mengatkan bid’ah dan kutub yang kedua mereyakan kelahiran nabi tapi melanggar peraturan Allah dan Rasulnya dan yang benar adalah bergembira dengan kelahiran Nabi adalah kewajiban bagi kaum muslimin dengan cara yang diridhoi oleh Allah dan Rasulnya.Sebetulnya orang yang alergi maulid itu tidak mempunyai hujjah sama sekali paling juga mereka bertendensikan Hadits faforit mereka:
1.     Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim:
2/170- وعن جابرٍ، رضي اللَّه عنه، قال:كان رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، إِذَا خَطَب احْمرَّتْ عيْنَاهُ، وعَلا صوْتُهُ، وَاشْتَدَّ غَضَبهُ، حتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ يَقُولُ:"صَبَّحَكُمْ ومَسَّاكُمْ"وَيقُولُ: "بُعِثْتُ أَنَا والسَّاعةُ كَهَاتيْن"وَيَقْرنُ بين أُصْبُعَيْهِ، السبَابَةِ، وَالْوُسْطَى، وَيَقُولُ: "أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيرَ الْحَديثَ كِتَابُ اللَّه، وخَيْرَ الْهَدْى هدْيُ مُحمِّد صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدثَاتُهَا وكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ"ثُمَّ يقُولُ:"أَنَا أَوْلَى بُكُلِّ مُؤْمِن مِنْ نَفْسِهِ. مَنْ تَرَك مَالا فَلأهْلِهِ، وَمَنْ تَرَكَ دَيْناً أَوْ ضَيَاعاً، فَإِليَّ وعَلَيَّ"رواه مسلم.                
Artinya:“ sebaik-baiknya omongan adalah kitab Allah dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuknya Nabi Muhammad sedangkan sejelek-jeleknya perkara adalah sesuatu yang diperbaharui dan sesuatu yang diperbaharui itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat”
2.     "منْ أَحْدثَ في أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فهُو رَدٌّ"متفقٌ عليه.
Artinya:“ Barang siapa yang memperbaharui apa yang bukan termasuk dalam urusanku ini maka ditolak”
07.00 | 0 komentar | Read More

ASWAJA MENJAWAB

Written By Unknown on Senin, 30 April 2012 | 05.07

(WS): "Maulid dan tahlilan itu haram, dilarang di dalam agama."
Ahlussunnah (AJ) : "Yang dilarang itu bid'ah, bukan Maulid atau tahlilan, bung!

WS : "Maulid dan tahlilan tidak ada dalilnya."
AJ : "Makanya jangan cari dalil sendiri, nggak bakal ketemu. Tanya dong sama guru, dan baca kitab ulama, pasti ketemu dalilnya."
05.07 | 0 komentar | Read More

BIOGRAFI IMAM ABU HASAN AL-ASY'ARIE (4)

Written By WONG LASKAR IKTAFA on Senin, 23 April 2012 | 07.00

4. Latarbelakang keluarnya imam al-asyari dari Mu’tazilah

menurut data sejarah yang pernah di sampaikan oleh para ulama seperti Al Hafizh ibn Asyakir Al Dimasyqi, Syamsudi Ibnu Kholikan, Al Imam Tajuddin Al Subki dll. setidaknya ada 2 hal yang melatar belakangi perpindahan Al Asy’ari dari mu’tazilah ke Ahlu sunnah waljama’ah.

Pertama: ketidakpuasan Al Asy’ari terhadap ideologi mu’tazillah yang selalu mendahulukan Akal tetapi tidak jarang menemukan jalan buntu dan mudah di patahkan oleh argumentasi akal yang sama. Ketidak puasan Al Asy’ari dapat di lihat dengan memperhatikan beberapa hal antara lain dengan memperhatikan riwayat yang menyatakan bahwa sebelum Al Asy’ari keluar dari aliran mu’tazilah. beliau tidak keluar rumah selama 15 hari, kemudian pada hari jum’at setelahnya, beliau keluar ke masjid ja’mi dan menaiki mimbar dengan berpidato :
07.00 | 0 komentar | Read More

BIOGRAFI IMAM ABU HASAN AL-ASY'ARIE (3)

Written By Unknown on Senin, 16 April 2012 | 07.00

3. Guru guru imam abu hasan al-asy'arie

• Al Imam Al Hafizh Zakaria bin Yahya Al Saji
Abu Yahya Zakaria bin Yahya Al Saji Al Syafi’i (220-307H/835-920M) Hafizh besar, Muhadits kota Bashrah pada masanya dan Faqih bermadzhab Syafi’i.Dia telah menulis kitab ‘Ilal Al hadits yang membuktikan kepakarannya dalam studi kritik hadits.Ia juga menulis kitab ikhtilaf Al Fuqoha dan Usul Alfiqh yang membuktikan kepakarannya dalam bidang usul fiqih.Menurut al Dzahabi,Al Asy’ari belajar hadits dan ideologi ahli hadits kepada Zakaria al Saji ketika masih kecil dan belum memasuki aliran Mutazilah (4)

• Al Imam Abu Khalifah AlJumahi
Abu Khalifah AlFadhl bin AlHubab AlJumahi AlBashri (206-305H/821-917M) Muhadits kota Bashrah yang di anggap (tsiqo ) ia seorang ahli hadits yang jujur dan banyak meriwayatkan hadits. Usianya hampir mencapai 100 tahun. Al Asy’ari banyak meriwayatkan hadits dari Abu khalifah dalm kitab tafsirnya (5)

• Abdurrahman bin khalaf Al Dhabbi
Abu Muhammad Abdurrahman bin Khalaf bin AlHusain AlDhabbi AlBashri, Muhadits yang tinggal di Bashrah dan haditsnya di terima oleh para ulama.Ia belajar hadits kepada Ubaidillah bin Abdul Majid AlHanafi,Hajjaj bin Nushair Al Fasathithi dan lain lain.W279/893M (6)
07.00 | 0 komentar | Read More

BIOGRAFI IMAM ABU HASAN AL-ASY'ARIE (2)

Written By Unknown on Senin, 09 April 2012 | 07.00

2. Dari negri yaman lahirlah sosok imam asyar'ie

Negeri Yaman memiliki peradaban yang relatif lebih maju pada masa awal Islam, melebihi daerah lain di semenanjung Arabia, memberikan pengaruh positif terhadap pembentukan kultur dan karakter penduduk yaman yang mudah mematuhi dan menerima kebenaran, menaruh perhatian terhadap ilmu pengetahuan dan berpikir positif terhadap keadaan yang di hadapi (2). Hal ini dapat kita lihat dengan memperhatikan beberapa hadits shahih yang menyebutkan keutamaan penduduk Yaman. Dalam beberapa Hadits di Jelaskan, ketika Abu Musa Al Asy’ari akan datang ke Madinah bersama rombongannya dari suku Asy’ar Nabi Saw bersabda :

”keimanan yang sempurna itu datang dari Yaman dan Hikmah juga datang dari Yaman.Akan datang penduduk yaman hati mereka lebih halus dan lebih lembut dari pada hati kalian” [Hadits ini di riwayatkan oleh Al Bukhari(4037) dan Muslim(73)].
07.00 | 0 komentar | Read More

BIOGRAFI IMAM ABU HASAN AL-ASY'ARIE (1)

Written By Unknown on Senin, 02 April 2012 | 07.00

  1. Kelahiran dan Nama beliau
Imam Al Asy’ari lahir di kota Bashrah pada tahun 260H/873M. beliau lahir dan tumbuh dalam lingkungan faham Ahlus-sunnah waljama’ah. Ayahnya Ismail adalah seorang ulama ahli hadits yang menganut faham Ahlus-sunnah waljama’ah, hal ini terbukti bahwa ketika Ismail menjelang wafat dia berwasiat agar Al-Asy’ari di asuh oleh Al Imam Al-Hafizh Zakaria bin yahya As-Saji (285H), pakar hadits dan fiqih madzhab syafi’i yang sangat terkenal di kota Bashrah.
07.00 | 0 komentar | Read More
 
berita unik