BIOGRAFI IMAM ABU HASAN AL-ASY'ARIE (2)

Written By Unknown on Senin, 09 April 2012 | 07.00

2. Dari negri yaman lahirlah sosok imam asyar'ie

Negeri Yaman memiliki peradaban yang relatif lebih maju pada masa awal Islam, melebihi daerah lain di semenanjung Arabia, memberikan pengaruh positif terhadap pembentukan kultur dan karakter penduduk yaman yang mudah mematuhi dan menerima kebenaran, menaruh perhatian terhadap ilmu pengetahuan dan berpikir positif terhadap keadaan yang di hadapi (2). Hal ini dapat kita lihat dengan memperhatikan beberapa hadits shahih yang menyebutkan keutamaan penduduk Yaman. Dalam beberapa Hadits di Jelaskan, ketika Abu Musa Al Asy’ari akan datang ke Madinah bersama rombongannya dari suku Asy’ar Nabi Saw bersabda :

”keimanan yang sempurna itu datang dari Yaman dan Hikmah juga datang dari Yaman.Akan datang penduduk yaman hati mereka lebih halus dan lebih lembut dari pada hati kalian” [Hadits ini di riwayatkan oleh Al Bukhari(4037) dan Muslim(73)].

Karakter penduduk Yaman yang khas dengan kelembutan dan kehalusan sehingga mudah menerima dan mematuhi petunjuk dan kebenaran,dapat pula kita lihat dengan memperhatikan teks Hadits shahih berikut ini :

Dari imran bin Husain RA berkata : Aku bersama Nabi Saw’ tiba-tiba datanglah kaum dari golongan Bani Tamim(penduduk Nejd) Nabi Saw berkata kepada mereka :”Terimalah kabar gembira wahai Bani Tamim!” mereka menjawab: ”Engkau telah memberi kabar gembira kepada kami oleh karena itu berilah kami (Harta benda). Lalu datanglah orang-orang dari penduduk yaman. Nabi Saw bekata kepada mereka : “terimalah kabar gembira wahai Penduduk Yaman karena Bani Tamim tak mau menerimanya”! . Penduduk Yaman menjawab: ”Kami menerima Kabar gembira itu wahai Rasulallah dengan senang hati,Kami datang kemari untuk mempelajari ilmu Agama dan untuk menanyakan perihal permulaan apa yang ada di dunia ini”!.Nabi Saw menjawab :”Allah itu ada pada saat sesuatu pun belum ada’Arasynya Allah itu ada di air,kemudian Allah menciptakan langit dan bumi dan mencatat segala sesuatu dalam Lauh Mahfuzh”.(HR.Bukhari 6868).

 
Teks Hadits di atas memberikan gambaran yang sangat jelas bagi kita tentang perbedaan karakter penduduk Yaman dengan penduduk Bani Tamim yang tinggal di Najd. Penduduk Yaman hatinya sangat lembut dan sangat halus, karakter mereka mudah menerima dan mematuhi kebenaran serta mementingkan Ilmu Agama ketimbang harta benda dan kepentingan duniawi. Hal tersebut berbeda dengan kaum bani Tamim yang tinggal di Najd yang tidak memiliki kepedulian akan Ilmu agama tetapi lebih mementingkan harta benda dan kekayaan duniawi kepada Nabi Saw.

Penduduk Yaman memiliki kemauan yang keras untuk mengetahui dan menanyakan perihal penting dalam pandangan Agama, yaitu perihal keesaan Allah Ta’ala yang bersifat Qodim dan Eksitensi Alam yang bersifat Huduts yang merupakan Materi penting dalam pembahasan Ilmu Tauhid. Berdasarkan Hadits tersebut para Ulama ahli Hadits seperti AlHafizh AlBaihaqi dan lain-lain berpandangan bahwa karakter Al-Imam Abu AlHasan Al-Asy’ari yang gemar mendalami ilmu Aqidah dan mengantarnya menjadi pemimpin Ahlus-Sunnah Waljama’ah dalam bidang Aqidah, merupakan karakter bawaan dari leluhurnya yang memiliki cita-cita yang luhur untuk menguasai Ilmu pengetahuan dan mendalami persoalan Aqidah yang sangat penting dengan bertanya langsung kepda Nabi Saw. Dalam hal ini Al Imam AlHafiz Al Baihaqi berkata “pertanyaan penduduk Yaman kepada Nabi Saw tersebut menjadi bukti bahwa kajian tentang Ilmu Aqidah dan barunya alam telah menjadi warisan keluarga Asy’ari dari leluhur mereka secara turun temurun”.

Berdasarkan keterangan di atas tidaklah aneh bila di kemudian hari dari kalangan suku Al Asy’ari lahirlah seorang ulama yang menjadi pemimpin Ahlus-Sunnah waljama’ah dalam memahami dan mempertahankan Aqidah yang di ajarkan oleh Nabi Saw dan sahabatnya yaitu Al Imam Abu Al Hasan Al Asy’ari.

0 komentar:

 
berita unik