BIOGRAFI IMAM ABU HASAN AL-ASY'ARIE (3)

Written By Unknown on Senin, 16 April 2012 | 07.00

3. Guru guru imam abu hasan al-asy'arie

• Al Imam Al Hafizh Zakaria bin Yahya Al Saji
Abu Yahya Zakaria bin Yahya Al Saji Al Syafi’i (220-307H/835-920M) Hafizh besar, Muhadits kota Bashrah pada masanya dan Faqih bermadzhab Syafi’i.Dia telah menulis kitab ‘Ilal Al hadits yang membuktikan kepakarannya dalam studi kritik hadits.Ia juga menulis kitab ikhtilaf Al Fuqoha dan Usul Alfiqh yang membuktikan kepakarannya dalam bidang usul fiqih.Menurut al Dzahabi,Al Asy’ari belajar hadits dan ideologi ahli hadits kepada Zakaria al Saji ketika masih kecil dan belum memasuki aliran Mutazilah (4)

• Al Imam Abu Khalifah AlJumahi
Abu Khalifah AlFadhl bin AlHubab AlJumahi AlBashri (206-305H/821-917M) Muhadits kota Bashrah yang di anggap (tsiqo ) ia seorang ahli hadits yang jujur dan banyak meriwayatkan hadits. Usianya hampir mencapai 100 tahun. Al Asy’ari banyak meriwayatkan hadits dari Abu khalifah dalm kitab tafsirnya (5)

• Abdurrahman bin khalaf Al Dhabbi
Abu Muhammad Abdurrahman bin Khalaf bin AlHusain AlDhabbi AlBashri, Muhadits yang tinggal di Bashrah dan haditsnya di terima oleh para ulama.Ia belajar hadits kepada Ubaidillah bin Abdul Majid AlHanafi,Hajjaj bin Nushair Al Fasathithi dan lain lain.W279/893M (6)

• Sahal bin Nuh AlBashri
Abu alHasan Sahal bin Nuh bin yahya AlBazzaz AlBashri seorang Muhadits yang tinggal di Bashrah, guru Al Asy’ari dalm bidang hadits.

• Muhammad bi Yaqub AlMaqburi
Menurut ibnu Asakir,A Asy’ari banyak meriwayatkan hadits dalam tafsirnya melalui jalur Zakariya AlSaji, Abu Khalifah AlJumahi, Abdurrahman bin Khalaf alDhabbi, Sahal bin Nuh AlBazzaz dan Muhammad bin Yaqub alMaqburi yang semuanya tinggal di Bashrah 7 .

• Al Imam Abu Ishaq Al Mawarzi Al syafi’i
Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad al-Marwazi, ulama besar dan pemimpin mahzab Syafi’i di Baghdad dan Mesir. Ia murid terbesar al-Imam Abu al-‘Abbas bin Suraij al-Baghdadi (249-306H/863-918 M). Pada mulanya Abu Ishaq al-Mawarzi ini menyebaran mazhab Syafi’i di Baghdad, menggantikan posisi gurunya Ibn Suraij. Namun pada akhir usianya, ia pindah ke Mesir dan menyebarkan mazhab Syafi’i di Mesir, hingga wafat disana pada tahun 340 H/ 951M dan jenazahnya dimakamkan bersebelahan dengan makam al-Imam Syafi’i. Al-Hafizh al-Khatib al-Baghdadi menyebutkan dalam kitabnya Tarikh Baghdad, bahwa al-Imam al-Asy’ari rutin menghadiri perkuliahan Abu Ishaq al-Mawarzi dalam materi fiqih Syafi’i setiap hari Jum’at di masjid jami’ al-Manshur. Informasi lainnya menyebutkan, bahwa al-Asy’ari belajar ilmu fiqih dari Abu Ishaq al-Mawarzi, sedangkan al-Mawarzi belajar ilmu kalam kepada al-Asy’ari.

• Abu Ali al-Jubbai
Abu Ali Muhammad bin Abdul Wahab bin Salam AlJubba’I (235-303H/849-916M) pakar teologi tokoh mu’tazilah terkemuka dan pendiri aliran Jubba’iah salah satu aliran dalam mutazillah. Hubungan yang sangat dekat antara guru dan murid ini menjadikan AlAsy’ari menjadi kader mu’tazilah dan pada akhirnya mengantarnya menjadi tokoh mu’tazilah terkemuka. AlAsy’ari memilikikecerdasan yang luar biasa dan kemampuan yang hebat dalam membungkam lawan debatnya, sehingga tidak jarang Al Asy’ari mewakili AlJubba’i gurunya dalam forum perdebatan dengan kelompok luar mu’tazilah. AlJubba’i sering berkata kepada Al Asy’ari ,”Gantilah posisiku dalam perdebatan”.

• Abu Hasim Al Jubba’i
Abu Hasyim Abdussalam bin Muhammad bin Abdul Wahab Al Jubba’i (247-321H/861-933M), putra Al Jubba’i pakar teologi dan tokoh mu’tazilah. Ia mendirikan Aliran Bashamiyyah, satu Aliran dalam mu’tazilah tidak ada data yang rinci hubungan antara Al Asy’ari dengan Abu Hasim Al Jubba’i, gurunya.

Dari pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa Al Asy’ari Al Asy’ari telah mempelajari ilmu-ilmu keislaman seperti hadits, tafsir, fiqih, ushul fiqh dll kepada beberapa ulama ahli hadits di kota Bashrah, sehingga hal ini menegaskan bahwa Al Asy’ari besar dan tumbuh dalam keluarga yang berfaham Sunni. Hanya saja perkembangan ini berubah setelah Al Asy’ari berusia 10 tahun dan ibunya menikah dengan Abu Ali Al Jubba’i tokoh muktazilah terkemuka di Bashrah, sehingga sejak saat itu Al’asy’ari menekuni Aqidah muktazilah kepada Ayah tirinya tersebut. Sehingga Al Asy’ari benar-benar menjadi pakar terkemuka di kalangan mutazilah

0 komentar:

 
berita unik